Get Gifs at CodemySpace.com

Senin, 25 Juni 2012

landasan teori furunkel/ bisulan pada anak


Furunkel (bisul) adalah nodul nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium dan jaringan subkutis, mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus yang memasukinkuli memasuki kulit melalui folikel rambut.                                                      (Kamus Saku  Kedokteran Dorlan hall :452 )

Stapholococcus aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia, empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang diperantarai toksin, termasuk keracunan makanan. (Ilmu kesehatan anak nelson. Vol 2/editor, Richard E. Behrman, robert M. Hall: 919)
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut biasanya oleh bakteri stapholococcus aureus . peradangan terjadi folikel faktor resiko trauma pada kulit dan higine yang buruk . (Buku Saku Patofisiologi Corwin,EGC: Hall: 123)
Furunkel (bisul) adalah peradangan pada folikel rambut pada kulit dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong, kuduk, aksila, badan. Tangkai furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis. (Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta : Nuha Medika)
1.      Etiologi

Furunkel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.      Iritasi pada kulit
2.      Kebersihan kulit yang kurang terjaga.
3.      Daya tahan tubuh yang rendah
4.      Infeksi oleh staphylococcus aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm, susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
5.      Bakteri lain atau jamur. Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari tangan.

Penyakit bisul yang paling utama jelas karena adanya infeksi kulit karena ulah mikroorganisme (bakteri, jamur) dan benda asing lain yang merusak kulit
            (Potter, Patricia A. 1990. EGC. )
Bisul bisa disebabkan oleh tiga faktor diantaranya :

a.  Faktor dari dalam tubuh anak sendiri
Faktor dari dalam tubuh anak misalnya alergi. Jika anak punya bakat alergi, maka hal yang menyebabkan terjadinya alergi harus dihindari agar tidak timbul bisul. Sebenarnya, tak ada hubungan langsung antara bisul dengan alergi. Tetapi biasanya anak yang alergi lebih sering mengalami bisulan. Dikarenakan, bila anak sedang mengalami alergi dengan keluhan gatal, anak terangsang untuk menggaruk. Akibat garukan, dapat terjadi kerusakan kulit/luka yang akhirnya dimasuki kuman lalu muncul bisul.

b.  Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti tempat tidur dan lokasi bermain anak harus dijaga kebersihan dan diupayakan agar tidak terlalu lembab. Teman-teman bermain anak juga harus diawasi. Jangan sampai anak melakukan kontak fisik dengan anak yang bisulan. Karena bakteri penyebab bisul bisa menempel pada kulit anak yang masih rentan, kontak kulit bisa membuat anak tertular bisul temannya.

c.   Faktor kebersihan tubuh.
Salah satu penyebab penyakit bisul yang paling banyak terjadi adalah karena faktor kebersihan. Tubuh selalu bersentuhan dengan kuman dan bakteri, bila jarang dibersihkan, bakteri ini tentu akan masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan bisul. Selain itu, kotoran yang menempel pada permukaan kulit bisa menghambat pori-pori kulit, sehingga minyak yang diproduksi di lapisan bawah kulit tidak bisa keluar, dan hal ini akan menyebabkan bisulan.
Kebersihan tubuh anak misalnya akibat pemilihan pakaian yang ketat atau terbuat dari bahan yang kurang menyerap keringat. Ini akan menghambat proses sirkulasi pada kulit anak, menyebabkan kulit lembab, dan memudahkan berkembangbiaknya kuman. Bedak juga memicu terjadinya bisul. Karena bedak dapat mengatasi biang keringat yang kerap timbul pada kulit anak. Padahal bedak justru merupakan media yang baik untuk timbulnya bisul, karena bedak menghambat keluarnya keringat.
Bisul bisa terjadi pada siapa saja, bayi, anak-anak maupun dewasa, terutama bila ada faktor pemicu.

Beberapa faktor pemicu bisul antara lain :

1.  Menurunnya daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh dapat menurun karena kurang gizi dan gangguan darah (anemia, keganasan,diabetes)

2.  Kurang terjaga kebersihan
Faktor kebersihan memegang peran penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi akan mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala bisul mudah dijumpai. Bayi dan anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam bermain, apalagi bila terkena benda kotor semisal tanah. Belum lagi setelah main, anak tidak dicuci tangannya. Sehingga buka kebersihan anak dan bayi tak dijaga, akan mempermudah terjadinya bisul.
Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang tua yang tidak menjaga kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang dimandikan dan dijaga kebersihkan badan bayi, dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.

3.  Daerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas sehingga dengan mudah bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.

4.  Kawasan penempatan yang sesak seperti di intitusi dan rumah.

5.  Faktor gizi
Namun jangan pula dilupakan faktor gizi. Gizi yang kurang juga dapat memengaruhi timbulnya infeksi. Bila gizi kurang, berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah timbulnya infeksi. Terlebih pada bayi, kekebalan tubuhnya kurang dibandingkan orang dewasa.

2.    JENIS BISUL

Bisul biasanya diawali dengan kulit kemerahan, membengkak, dan ada benjolan yang terasa sakit di bawah permukaan kulit. Ketika infeksi berlanjut, terbentuk kantung nanah dalam kulit, yang berisi bakteri, sel kulit mati, dan sel darah putih. Puncak bisul yang sering disebut mata bisul muncul di tengah-tengah bisul. Dari mata bisul inilah biasanya nanah akan pecah.
Berdasarkan jumlah mata bisul yang ada, bisul dibedakan menjadi:

1.  Furunkel atau bisul kecil yang hanya memiliki satu mata. Letak bisul bisa di beberapa tempat tapi jarang-jarang. Jika furunkel satu mata ini jumlahnya banyak dan letaknya menyebar di sejumlah anggota tubuh, disebut furunkulosis.

2.  Pada bayi dan balita, jenis bisul yang terjadi biasanya furunkulosis. Ini biasanya diawali oleh biang keringat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul dan biang keringat seringkali menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul tersebut. Garukan tangan pada tempat yang berbeda akan menularkan kuman ke bagian tubuh lain sehingga di bagian tubuh itu timbul bisul pula. Bisul ini menimbulkan rasa nyeri dan berdenyut-denyut. Itu sebabnya bisul yang parah kadang mengakibatkan demam pada anak, karena tubuh anak berusaha melawan kuman yang terdapat pada bisul.

3.  Karbunkel, yaitu apabila beberapa bisul yang berdekatan menyatu dan mengakibatkan terbentuknya beberapa mata bisul.
(www.hula-hula.blogspot.com)



3.     Patofisiologi

Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit disebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga pus di dalam dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang yang ada di kulit.
Bakteri stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan atau robekan pada kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).
(Potter, Patricia A. 1990. EGC. )

4.        Tanda dan Gejala

Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut :

1.       Nyeri pada daerah ruam. Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah dan bewarna merah disekitarnya
2.     Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustul
3.      Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus minoris resistensiae
4.      Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya
5.      Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih
6.      Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat
7.      Jika pecah spontan atau disengaja, akan mongering dan membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi
8.      Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg
9.      Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas.

5.        Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang diberikan pada  neonatus dengan furunkel bergantung pada keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang biasanya diberikan adalah sebagai berikut :
1.      Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya
2.      Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya
3.      Berikan pengobatan topikal dengan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan ke daerah lainnya
4.      Jangan memijit furunkel, terutama yang letaknya di daerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan penyebaran kuman secara hematogen
5.      Bila furunkel terjadi di daerah yang tidak umum, seperti pada hidung atau telinga, maka brkolaborasilah dengan dokter untuk melakukan insisi
6.      Jika memungkinkan untuk membuka furunkel, maka lakukanlah dengan cara berikut :
a.       Beri penjelasan pada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan atau berikan informed consent
b.      Minta seseorang untuk memegangi anak
c.       Ambillah sebuah pisau bedah steril dan insisi furunkel dengan segera pada puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya untuk membuat jalan keluar bagi pus. Dengan cara ini, pus akan keluar tanpa mengganggu  sesuatu. Perhatikan pisau bedah, jangan sampai masuk ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah saraf
d.      Berikan analgesik, misalnya aspirin atau parasetamol untuk mengatasi nyeri
e.       Tutuplah luka dengan kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kasa dimasukkan, agar jalan tetap terbuka, sehingga pus dapat keluar
f.       Bersihkan alat-alat
g.      Ingatkan keluarga untuk mengganti perbannya secara periodik
7.      Terapi antibiotik dan antiseptik diberikan bergantung pada luas dan beratnya penyakit, misalnya dengan pemberian achromycin 250 mg sebanyak 3 atau 4 kali per hari
8.      Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak, maka kaji faktor predisposisi adanya diabetes melitus
9.      Bila furunkel disertai demam berikan antibiotic sistemik.
10.  Jika infeksi berat atau pada area berbahaya dosis antibiotik maximal harus diberikan dalam bentuk parenteral.
11.  Bila lesi besar, nyeri dan fluktuasi, insisi dan drainase sangat diperlukan.
12.  Jika infeksi berulang atau ada komplikasi, periksa kultur perlu dilakukan.
13.  Terapi antimicrobial harus dilanjutkan sampai semua bukti inflamasi berkurang dan berubah.
(. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.  Nuha Medika)

6.      CARA PENCEGAHAN BISUL
Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
2.      Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
3.      Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu banyak keringat yang keluar
4.      Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
5.      Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
6.      Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
7.      Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
8.      Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
9.      Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
10.   Pahami penanganannya
(www.hula-hula.blogspot.com)

1 komentar:



  1. wihh nice info, saya pengunjung setia web anda
    kunjung balik, di web kami banyak penawaran dan tips tentang kesehatan
    Ada artikel menarik tentang obat tradisional yang mampu menyembuhkan penyakit berat, cek yuk
    Obat tradisional Hipertensi

    BalasHapus