Furunkel
(bisul) adalah nodul nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan
terbatas dari korium dan jaringan subkutis, mengelilingi nekrotis sentral atau
inti disebabkan oleh stapholococcus yang memasukinkuli memasuki kulit melalui
folikel rambut. (Kamus
Saku Kedokteran Dorlan hall :452 )
Stapholococcus
aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga
menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka,
abses, pneumonia, empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang
diperantarai toksin, termasuk keracunan makanan. (Ilmu kesehatan anak nelson.
Vol 2/editor, Richard E. Behrman, robert M. Hall: 919)
Folikulitis adalah infeksi folikel
rambut biasanya oleh bakteri stapholococcus aureus . peradangan terjadi folikel
faktor resiko trauma pada kulit dan higine yang buruk . (Buku Saku Patofisiologi Corwin,EGC: Hall: 123)
Furunkel (bisul) adalah peradangan pada
folikel rambut pada kulit dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi pada
daerah bokong, kuduk, aksila, badan. Tangkai furunkel dapat terbentuk pada
lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis. (Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta : Nuha Medika)
1. Etiologi
Furunkel
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.
Iritasi pada kulit
2.
Kebersihan kulit yang kurang terjaga.
3.
Daya tahan tubuh yang rendah
4.
Infeksi oleh staphylococcus aureus.
Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm, susunan bergerombol seperti
anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram
tampak berwarna ungu.
5.
Bakteri lain atau jamur. Paling
sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha dan bokong. Akan terasa sangat
nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari tangan.
Penyakit bisul yang paling utama
jelas karena adanya infeksi kulit karena ulah mikroorganisme
(bakteri, jamur) dan benda asing lain yang merusak kulit
(Potter,
Patricia A. 1990. EGC. )
Bisul bisa disebabkan oleh tiga
faktor diantaranya :
a.
Faktor dari dalam tubuh anak sendiri
Faktor dari dalam tubuh anak
misalnya alergi. Jika anak punya bakat alergi, maka hal yang menyebabkan
terjadinya alergi harus dihindari agar tidak timbul bisul. Sebenarnya, tak ada
hubungan langsung antara bisul dengan alergi. Tetapi biasanya anak yang alergi
lebih sering mengalami bisulan. Dikarenakan, bila anak sedang mengalami alergi
dengan keluhan gatal, anak terangsang untuk menggaruk. Akibat garukan, dapat
terjadi kerusakan kulit/luka yang akhirnya dimasuki kuman lalu muncul bisul.
b.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti tempat
tidur dan lokasi bermain anak harus dijaga kebersihan dan diupayakan agar tidak
terlalu lembab. Teman-teman bermain anak juga harus diawasi. Jangan sampai anak
melakukan kontak fisik dengan anak yang bisulan. Karena bakteri penyebab bisul
bisa menempel pada kulit anak yang masih rentan, kontak kulit bisa membuat anak
tertular bisul temannya.
c.
Faktor kebersihan tubuh.
Salah satu penyebab penyakit bisul
yang paling banyak terjadi adalah karena faktor kebersihan. Tubuh selalu
bersentuhan dengan kuman dan bakteri, bila jarang dibersihkan, bakteri ini
tentu akan masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan bisul. Selain itu, kotoran yang
menempel pada permukaan kulit bisa menghambat pori-pori kulit, sehingga minyak
yang diproduksi di lapisan bawah kulit tidak bisa keluar, dan hal ini akan
menyebabkan bisulan.
Kebersihan tubuh anak misalnya
akibat pemilihan pakaian yang ketat atau terbuat dari bahan yang kurang
menyerap keringat. Ini akan menghambat proses sirkulasi pada kulit anak,
menyebabkan kulit lembab, dan memudahkan berkembangbiaknya kuman. Bedak juga
memicu terjadinya bisul. Karena bedak dapat mengatasi biang keringat yang kerap
timbul pada kulit anak. Padahal bedak justru merupakan media yang baik untuk
timbulnya bisul, karena bedak menghambat keluarnya keringat.
Bisul bisa terjadi pada siapa saja,
bayi, anak-anak maupun dewasa, terutama bila ada faktor pemicu.
Beberapa
faktor pemicu bisul antara lain :
1. Menurunnya daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh dapat menurun
karena kurang gizi dan gangguan darah (anemia, keganasan,diabetes)
2. Kurang terjaga kebersihan
Faktor kebersihan memegang peran
penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi akan
mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala bisul mudah dijumpai. Bayi dan
anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam bermain, apalagi bila terkena
benda kotor semisal tanah. Belum lagi setelah main, anak tidak dicuci
tangannya. Sehingga buka kebersihan anak dan bayi tak dijaga, akan mempermudah
terjadinya bisul.
Pada dasarnya bisul muncul karena
adanya kuman. Orang tua yang tidak menjaga kebersihan tubuh bayi dan
lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang terpapar kuman penyebab
bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah
pengungsian, dimana faktor kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan.
Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang
dimandikan dan dijaga kebersihkan badan bayi, dengan sendirinya kuman pun akan
bersarang.
3. Daerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk
daerah tropis. Dimana udaranya panas sehingga dengan mudah bayi akan
berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu munculnya bisul.
Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.
4. Kawasan penempatan yang
sesak seperti di intitusi dan rumah.
5. Faktor gizi
Namun jangan pula dilupakan faktor
gizi. Gizi yang kurang juga dapat memengaruhi timbulnya infeksi. Bila gizi
kurang, berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah timbulnya
infeksi. Terlebih pada bayi, kekebalan tubuhnya kurang dibandingkan orang
dewasa.
2. JENIS BISUL
Bisul biasanya diawali dengan kulit
kemerahan, membengkak, dan ada benjolan yang terasa sakit di bawah permukaan
kulit. Ketika infeksi berlanjut, terbentuk kantung nanah dalam kulit, yang
berisi bakteri, sel kulit mati, dan sel darah putih. Puncak bisul yang sering
disebut mata bisul muncul di tengah-tengah bisul. Dari mata bisul inilah
biasanya nanah akan pecah.
Berdasarkan jumlah mata bisul yang
ada, bisul dibedakan menjadi:
1.
Furunkel atau bisul kecil yang hanya memiliki satu mata. Letak bisul bisa di
beberapa tempat tapi jarang-jarang. Jika furunkel satu mata ini jumlahnya
banyak dan letaknya menyebar di sejumlah anggota tubuh, disebut furunkulosis.
2.
Pada bayi dan balita, jenis bisul yang terjadi biasanya furunkulosis. Ini
biasanya diawali oleh biang keringat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul
dan biang keringat seringkali menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul
tersebut. Garukan tangan pada tempat yang berbeda akan menularkan kuman ke
bagian tubuh lain sehingga di bagian tubuh itu timbul bisul pula. Bisul ini
menimbulkan rasa nyeri dan berdenyut-denyut. Itu sebabnya bisul yang parah
kadang mengakibatkan demam pada anak, karena tubuh anak berusaha melawan kuman
yang terdapat pada bisul.
3.
Karbunkel, yaitu apabila beberapa bisul yang berdekatan menyatu dan
mengakibatkan terbentuknya beberapa mata bisul.
(www.hula-hula.blogspot.com)
3.
Patofisiologi
Infeksi dimulai dari peradangan pada
folikel rambut dikulit (folikulitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya.
Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit disebut pustula. Pustula ini
menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga pus di dalam dapat dengan
mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sendiri berada pada
daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di dalam bisul diserap
sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang yang
ada di kulit.
Bakteri stafilokokus aureus umumnya
masuk melalui luka, goresan atau robekan pada kulit. Respon primer host
terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat
masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik
ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau
peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin)
yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut
menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri, dan
sel kulit mati).
(Potter,
Patricia A. 1990. EGC. )
4.
Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul dari adanya
furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit. Gejala yang sering
ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut :
1. Nyeri
pada daerah ruam. Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk
kubah dan bewarna merah disekitarnya
2. Ruam pada daerah kulit
berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustul
3. Nodul dapat melunak
menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk
fistel lalu keluar melalui lobus minoris resistensiae
4. Setelah seminggu,
umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan
sendirinya
5. Ukuran tonjolan
meningkat dalam beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih
6. Demam dan malaise
sering muncul dan pasien tampak sakit berat
7. Jika pecah spontan
atau disengaja, akan mongering dan membentuk lubang yang kuning keabuan pada
bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi
8. Waktu penyembuhan
kurang lebih 2 mg
9. Jaringan parut
permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas.
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan
pada neonatus dengan furunkel bergantung pada keadaan penyakit yang
dialaminya. Asuhan yang biasanya diberikan adalah sebagai berikut :
1. Kebanyakan furunkel
tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya
2. Jaga kebersihan
daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya
3. Berikan pengobatan
topikal dengan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakan nodul.
Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan ke
daerah lainnya
4. Jangan memijit
furunkel, terutama yang letaknya di daerah hidung dan bibir atas karena dapat
menyebabkan penyebaran kuman secara hematogen
5. Bila furunkel terjadi
di daerah yang tidak umum, seperti pada hidung atau telinga, maka brkolaborasilah
dengan dokter untuk melakukan insisi
6. Jika memungkinkan
untuk membuka furunkel, maka lakukanlah dengan cara berikut :
a. Beri penjelasan
pada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan atau berikan informed
consent
b. Minta seseorang untuk
memegangi anak
c. Ambillah sebuah
pisau bedah steril dan insisi furunkel dengan segera pada puncaknya saja.
Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya untuk membuat
jalan keluar bagi pus. Dengan cara ini, pus akan keluar tanpa mengganggu
sesuatu. Perhatikan pisau bedah, jangan sampai masuk ke dalam karena dapat
melukai pembuluh darah saraf
d. Berikan analgesik,
misalnya aspirin atau parasetamol untuk mengatasi nyeri
e. Tutuplah luka
dengan kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kasa dimasukkan, agar jalan
tetap terbuka, sehingga pus dapat keluar
f. Bersihkan
alat-alat
g. Ingatkan keluarga
untuk mengganti perbannya secara periodik
7. Terapi antibiotik dan
antiseptik diberikan bergantung pada luas dan beratnya penyakit, misalnya
dengan pemberian achromycin 250 mg sebanyak 3 atau 4 kali per hari
8. Bila furunkel terjadi
secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak, maka kaji faktor
predisposisi adanya diabetes melitus
9. Bila furunkel
disertai demam berikan antibiotic sistemik.
10. Jika infeksi berat atau pada area berbahaya
dosis antibiotik maximal harus diberikan dalam bentuk parenteral.
11. Bila lesi besar, nyeri dan fluktuasi, insisi
dan drainase sangat diperlukan.
12. Jika infeksi berulang atau ada komplikasi,
periksa kultur perlu dilakukan.
13. Terapi antimicrobial harus dilanjutkan
sampai semua bukti inflamasi berkurang dan berubah.
(. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak
Balita. Nuha Medika)
6. CARA PENCEGAHAN
BISUL
Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Jika bayi mudah
berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
2. Biang keringat yang
timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
3. Jaga kebersihan tubuh
bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu banyak keringat
yang keluar
4. Upayakan lingkungan
di sekitar bayi selalu bersih
5. Ventilasi udara di
ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
6. Jangan kenakan bayi
dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
7. Ganti pakaian bayi
dengan segera jika basah atau kotor
8. Jangan membubuhkan
bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
9. Usahakan kebutuhan
gizi bayi selalu terpenuhi.
10. Pahami penanganannya
(www.hula-hula.blogspot.com)
BalasHapuswihh nice info, saya pengunjung setia web anda
kunjung balik, di web kami banyak penawaran dan tips tentang kesehatan
Ada artikel menarik tentang obat tradisional yang mampu menyembuhkan penyakit berat, cek yuk
Obat tradisional Hipertensi